A. Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional
Pergerakan nasional Indonesia lahir terutama dari kondisi dalam negeri, dan pengaruh dari luar negeri.
Kondisi dalam negeri itu adalah akibat sistem pemerintahan kolonial yang menimbulkan berbagai ketimpangan dalam masyarakat. Kondisi itu antara lain kondisi politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
1. Kondisi Politik
Masalah politik pada hakikatnya adalah masalah kekuasaan dalam pemerintahan. sebagai pemerintahan kolonial, semua kekuasaan pemerintah dipegang oleh belanda.
Secara sistematis pemerintah Belanda berhasil melemahkan, bahkan mengahapus kekuasaan penguasa pribumi. Kerajaan - kerajaan besar dan pengaruhpada masa lalu satu demi satu ditempatkan dibawah kekuasaan belanda. Raja - raja diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah Belanda. mereka diikat politik yang antara lain berisi pernyataan bahwa kerajaan mereka adalah bagian dari Hindia Belanda.
Mengapa kemiskinan itu sampai terjadi ?
Kemiskinan yang diderita rata - rata rakyat Indonesia adalah akibat politik drainage ( politik pengerukan kekayaan ) yang dilakukan pemerintah Belanda untuk kepentingannya sendiri. Politik drainage itu mencapai puncakny pada masa penanaman paksa ( cultuurstelsel ) dan kemudian dilanjutkan pada masa sistem ekonomi liberal.
3. Kondisi Pendidikan
Sampai akhir abad ke-19 perhatian pemerintah belanda terhadap pendidikan di Indonesia sangatlah kurang. Sebenarnya, pada tahun 1848 sudah didirikan beberapa sekolah. akan tetapi, sekolah itu khusus untuk mendidik calon pegawai yang akan dipekerjakan sebagai pegawai rendah di perkebunan - perkebunan milik pemerintah. Pada masa liberal pun sekolah didirikan untuk tujuan yang sama. Pada tahun 1851, didirikan sekolah dokter jawa yang sebenarnya merupakan sekolah yang didirikan untuk mantri cacar atau kolera sebab kedua penyakit tersebut sering menjadi wabah di beberapa daerah. Sekalah ini kemudian berkkembang menjadi STOVIA ( School Tot Opleiding Voor Inlandse Artsen ) atau sekolah dokter pribumi.
Demikian sedikit informasi dimasa penjajahan Belanda. Semoga informasi diatas bisa dan mampu membangkitkan nilai - nilai juang kita semua agar tidak menyia - nyiakan pengorbanan para pahlawan yang telah mempertahankan negara Republik Indonesia ini dari kekuasaan penjajah. .. ... .
Semangat selalu dan berjuanglah untuk masa depan kita semua dan pastinyauntuk bangsa dan negara kita yang tercinta ini. .. ..
salam sukses selalu for you all. . . .
Para bupati dan lurahpun tak lagi memegang kekuasaan. Para bupati dijadikan pegawai negeri dan digaji. Wibawa mereka merosot dimata rakyat dan posisi itu menjauhkan mereka dari rakyat. Lurah, eselon pemerintahan pribumi paling bawah, dimat rakyat merupakan alat kekuasaan kolonial yang paling nyata.
Para penguasa pribumi terpaksa menjalankan pemerintahan Belanda, karena itulah rakyat menganggap mereka sebagai sebagian dari pemerintahan kolonial.
2. Kondisi Ekonomi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada awal abad ke-20 diketahui bahwa penghasilan rata- rata sebuah keluarga jawa hanya 64 gulden setahun. Dengan penghasilan yang sangat sedikit itu mereka masih harus melakukan berbagai kewajiban, antara lain untuk urusan desa . Hal itu menggambarkan betapa miskinnya rakyat Indonesia, padahal Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah.Mengapa kemiskinan itu sampai terjadi ?
Kemiskinan yang diderita rata - rata rakyat Indonesia adalah akibat politik drainage ( politik pengerukan kekayaan ) yang dilakukan pemerintah Belanda untuk kepentingannya sendiri. Politik drainage itu mencapai puncakny pada masa penanaman paksa ( cultuurstelsel ) dan kemudian dilanjutkan pada masa sistem ekonomi liberal.
3. Kondisi Pendidikan
Sampai akhir abad ke-19 perhatian pemerintah belanda terhadap pendidikan di Indonesia sangatlah kurang. Sebenarnya, pada tahun 1848 sudah didirikan beberapa sekolah. akan tetapi, sekolah itu khusus untuk mendidik calon pegawai yang akan dipekerjakan sebagai pegawai rendah di perkebunan - perkebunan milik pemerintah. Pada masa liberal pun sekolah didirikan untuk tujuan yang sama. Pada tahun 1851, didirikan sekolah dokter jawa yang sebenarnya merupakan sekolah yang didirikan untuk mantri cacar atau kolera sebab kedua penyakit tersebut sering menjadi wabah di beberapa daerah. Sekalah ini kemudian berkkembang menjadi STOVIA ( School Tot Opleiding Voor Inlandse Artsen ) atau sekolah dokter pribumi.
Demikian sedikit informasi dimasa penjajahan Belanda. Semoga informasi diatas bisa dan mampu membangkitkan nilai - nilai juang kita semua agar tidak menyia - nyiakan pengorbanan para pahlawan yang telah mempertahankan negara Republik Indonesia ini dari kekuasaan penjajah. .. ... .
Semangat selalu dan berjuanglah untuk masa depan kita semua dan pastinyauntuk bangsa dan negara kita yang tercinta ini. .. ..
salam sukses selalu for you all. . . .